[06 Mei 2025], Perubahan iklim merupakan tantangan global yang signifikan, dan sektor pertanian menjadi salah satu yang paling rentan sekaligus berpotensi menjadi bagian dari solusi. Sistem pertanian berkelanjutan berupaya untuk menyeimbangkan produktivitas, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Teknologi pertanian presisi (precision agriculture) memegang peranan krusial dalam memfasilitasi strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian di Indonesia
Indonesia, sebagai negara agraris dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan yang ekstrem (banjir dan kekeringan), serta kenaikan permukaan air laut mengancam produktivitas pertanian. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa rata-rata suhu tahunan di Indonesia telah meningkat sekitar 0.6-1.0 derajat Celsius selama beberapa dekade terakhir, dan proyeksi ke depan menunjukkan tren pemanasan yang berkelanjutan. Selain itu, frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrem seperti banjir dan kekeringan juga meningkat, yang secara langsung mempengaruhi hasil panen. Misalnya, pada tahun 2023, kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah menyebabkan gagal panen padi seluas lebih dari 20.000 hektar (Data Kementerian Pertanian RI, 2024).
Peran Teknologi Pertanian Presisi dalam Adaptasi Perubahan Iklim
Teknologi pertanian presisi menawarkan berbagai solusi untuk membantu petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim:
Manajemen Air yang Efisien
Sensor kelembaban tanah dan sistem irigasi presisi memungkinkan penggunaan air yang lebih efisien, terutama di daerah yang rentan kekeringan. Data dari sensor dan prakiraan cuaca dapat digunakan untuk menentukan waktu dan jumlah air yang tepat untuk setiap zona di lahan. Di Indonesia, implementasi irigasi tetes berbasis sensor di beberapa lahan hortikultura menunjukkan penghematan air hingga 30-40% dibandingkan dengan metode irigasi konvensional (Studi Kasus IPB University, 2022).
Pemilihan Varietas yang Tepat
Analisis data historis hasil panen dan kondisi iklim lokal membantu dalam mengidentifikasi varietas tanaman yang lebih tahan terhadap tekanan lingkungan seperti kekeringan atau genangan air. Teknologi genomik dan pemuliaan presisi juga berperan dalam mengembangkan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Pengelolaan Hama dan Penyakit yang Terpadu dan Tepat Sasaran
Pemantauan hama dan penyakit menggunakan sensor dan citra, serta analisis data untuk memprediksi risiko serangan, memungkinkan intervensi yang lebih tepat sasaran. Hal ini mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berlebihan, yang juga berkontribusi pada sistem pertanian yang lebih berkelanjutan.
Asuransi Pertanian Berbasis Indeks Cuaca
Data cuaca historis dan real-time yang dikumpulkan melalui stasiun cuaca otomatis dan satelit dapat digunakan untuk mengembangkan produk asuransi pertanian berbasis indeks cuaca. Ini membantu petani mengelola risiko finansial akibat kejadian iklim ekstrem.
Peran Teknologi Pertanian Presisi dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Selain adaptasi, teknologi pertanian presisi juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim melalui:
Penggunaan pupuk yang efisien dengan pengaplikasian pupuk berbasis kebutuhan tanaman (variable rate application) yang didukung oleh sensor tanah dan data pertumbuhan tanaman mengurangi emisi gas rumah kaca seperti N₂O yang dihasilkan dari penggunaan pupuk nitrogen berlebih. Studi di beberapa negara menunjukkan potensi pengurangan emisi N₂O hingga 20-30% melalui praktik pemupukan presisi (Sumber: IPCC, 2019). Meskipun data spesifik untuk Indonesia masih terbatas, prinsip ini relevan untuk mengurangi jejak karbon sektor pertanian.
Pengelolaan lahan yang berkelanjutan dengan melakukan pemetaan kesuburan tanah yang detail memungkinkan praktik pengelolaan lahan yang lebih berkelanjutan, seperti pertanian tanpa olah tanah (no-till farming) di area tertentu, yang dapat meningkatkan sekuestrasi karbon dalam tanah.
Pengurangan emisi dari mesin pertanian dengan optimasi rute dan penggunaan mesin pertanian berdasarkan data operasional mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas rumah kaca.
Referensi
IPCC. (2019). Climate Change and Land: an IPCC special report on climate change, desertification, land degradation, sustainable land management, food security, and greenhouse gas fluxes in terrestrial ecosystems.
Kementerian Pertanian RI. (2024). Data dan Informasi Pertanian Tahun 2023. Jakarta: Kementerian Pertanian RI.
IPB University. (2022). Studi Kasus Implementasi Irigasi Tetes pada Hortikultura di Jawa Barat. Bogor: IPB University.
Wheeler, T., & von Braun, J. (2019). Climate change impacts on global food security. Science, 341(6145), 508-513.
Lobell, D. B., & Gourdji, S. M. (2023). The past, present, and future of climate change’s impact on agriculture. Annual Review of Environment and Resources, 48, 259-291.
Rahman, M. M., Sarker, M. A. H., Roy, K. C., Akter, S., & Hossain, M. A. (2025). Smart agriculture for climate change resilience: A review of technological interventions and policy implications. Environmental Science and Pollution Research, 32(10), 15678-15695.