[14 Mei 2025], Sistem Informasi Geografis (SIG) telah terbukti menjadi alat yang ampuh dalam berbagai bidang, dan pertanian tidak terkecuali. Namun, implementasi SIG di tingkat tapak, yaitu di tingkat petani dan kelompok tani, seringkali menghadapi tantangan yang menyebabkan sistem tersebut kurang efektif atau bahkan gagal dimanfaatkan secara optimal.
Tantangan dalam Implementasi SIG Pertanian di Tingkat Tapak
Beberapa tantangan umum yang menghambat keberhasilan implementasi SIG pertanian di tingkat tapak meliputi:
Kurangnya Data yang Akurat dan Relevan
Data yang akurat dan relevan adalah fondasi dari setiap sistem SIG yang efektif. Di tingkat tapak, seringkali terdapat kekurangan data yang memadai mengenai batas lahan, jenis tanah, pola tanam, dan informasi pertanian lainnya.
Kompleksitas Perangkat Lunak SIG
Perangkat lunak SIG profesional seringkali kompleks dan membutuhkan pelatihan khusus untuk menggunakannya. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi petani dan pengguna di tingkat desa yang mungkin tidak memiliki keterampilan teknis yang memadai.
Kurangnya Partisipasi Pengguna
Implementasi SIG yang berhasil membutuhkan partisipasi aktif dari pengguna di tingkat tapak. Jika petani tidak dilibatkan dalam pengumpulan data, desain sistem, dan pelatihan, mereka mungkin tidak merasa memiliki sistem tersebut dan enggan untuk menggunakannya.
Masalah Interoperabilitas Data
Data pertanian dapat berasal dari berbagai sumber dan dalam berbagai format. Masalah interoperabilitas data dapat menyulitkan penggabungan dan analisis data secara efektif.
Kurangnya Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur seperti jaringan internet yang stabil, perangkat keras yang memadai, dan dukungan teknis yang berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan implementasi SIG. Di banyak daerah pedesaan, infrastruktur ini mungkin tidak tersedia atau tidak memadai.
Peran Infrastruktur Data Spasial yang Usable
Infrastruktur data spasial (IDS) adalah kerangka kerja yang memfasilitasi pengumpulan, penyimpanan, akses, dan penggunaan data spasial. Untuk membangun sistem SIG pertanian yang efektif di tingkat tapak, IDS yang dikembangkan harus usable, yang berarti:
Sistem harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan, keterampilan, dan konteks pengguna di tingkat tapak. Antarmuka pengguna harus intuitif dan mudah dinavigasi.
Pengguna harus dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap pengembangan sistem, mulai dari pengumpulan data hingga desain dan implementasi.
Sistem harus fokus pada fungsi-fungsi yang paling penting dan relevan bagi pengguna di tingkat tapak. Hindari kompleksitas yang tidak perlu.
Sistem harus mampu mengintegrasikan data dari berbagai sumber dan dalam berbagai format.
Sistem harus dirancang untuk keberlanjutan jangka panjang, dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti pemeliharaan data, dukungan teknis, dan pelatihan pengguna.
Komponen Infrastruktur Data Spasial yang Usable untuk SIG Pertanian
Beberapa komponen penting dari IDS yang usable untuk SIG pertanian di tingkat tapak meliputi:
Data spasial dasar yang akurat mencakup data tentang batas lahan, jaringan jalan, hidrografi, dan topografi. Data ini harus akurat, terkini, dan mudah diakses.
Alat pengumpulan data yang mudah digunakan seperti aplikasi seluler dengan GPS dapat digunakan untuk mengumpulkan data lapangan secara efisien dan akurat.
Perangkat lunak SIG yang sederhana untuk pengguna di tingkat tapak harus memiliki antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, dengan fungsi-fungsi yang relevan seperti visualisasi data, pengukuran lahan, dan pembuatan peta dasar.
Platform berbagi data dapat memfasilitasi pertukaran data antara petani, kelompok tani, penyuluh pertanian, dan pemangku kepentingan lainnya.
Program pelatihan dan dukungan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa pengguna dapat menggunakan sistem SIG secara efektif.
Membangun sistem SIG pertanian yang efektif di tingkat tapak membutuhkan lebih dari sekadar teknologi. Ini membutuhkan pendekatan yang berpusat pada pengguna, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur data spasial yang usable. Dengan menyediakan alat dan sumber daya yang tepat, dan dengan melibatkan pengguna dalam setiap tahap proses, kita dapat membuka potensi SIG untuk meningkatkan produktivitas pertanian, keberlanjutan, dan kesejahteraan petani.
Referensi
Aguswan., Zuhdi, S., & Sulaiman. (2018). Pemetaan Data Dan Informasi Penyusunan Perencanaan Pembangun Desa Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Niara, 11(1), 26-34.
Gayo, M. U. C. Gayo., Rusdi, M., & Fazlina, Y. D. (2018). Distribusi Spasial Lahan Kopi Eksisting Berdasarkan Ketinggian dan Arahan Fungsi Kawasan di Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 3(4).
Muryamto, R., Waljiyanto., Rahardjo, U., Riyadi, G., Andaru, R., Iqbal Taftazani, W. M., & Annisa Farida. (2016). Pembuatan Peta Dan Sistem Informasi Geospasial Lahan Pertanian Di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Indonesian Journal of Community Engagement, 1(2).
Masykur, F. (2014). Implementasi Sistem Informasi Geografis Menggunakan Google Maps Api Dalam Pemetaan Asal Mahasiswa. Jurnal Teknik industry, mesin, elektro dan ilmu computer (SIMETRIS), 5(2), 181-185.
Nugraha, Y. K., Nugraha, A. L., & Wijaya, A. P. (2014). Pemanfaatan Sig Untuk Menentukan Lokasi Potensial Pengembangankawasan Perumahan Dan Permukiman (Studi Kasus Kabupaten Boyolali). Jurnal Geodesi Undip, 3(4), 278-287.
Pradnyawati, I. G. A. B., & Cipta, W. (2021). Pengaruh Luas Lahan, Modal dan Jumlah Produksi Terhadap Pendapatan Petani Sayur Di Kecamatan Baturiti. EKUITAS: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(1), 93-100.
Prasetya, A., & Rohmatin, N. (2015). data center untuk pemetaan penyebaran penyakit demam berdarah di kabupaten ponorogo. Multitek Indonesia, 9(1).
Rahmadanih, Bulkis, S., Arsyad, M., Amrullah, M., & Viantika, N. M. (2018). Role of farmer group institutions in increasing farm production and household food security. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 157, 012062.
Santoso, H. B., Rachmat, A., Wibowo, A., & Delima, R. (2020). Kajian dan Rekomendasi Sistem Pemetaan Lahan Pertanian. ULTIMA InfoSys Jurnal Sistem Informasi, XI(1).